Seumur hidup, Harry Potter tidak pernah berurusan dengan sihir. Dia tinggal bersama keluarga Dursley yang kejam dan Dudley, putra mereka yang menyebalkan. Kamar Harry cuma lemari sempir di kolong tangga, dan selama sebelas tahun, ulang tahunnnya tak pernah dirayakan.
Menjadi Harry Potter memang sulit dan sekarang pun tidak lebih mudah ketika ia menjadi pegawai Kementrian Sihir yang kelelahan, suami, dan ayah tiga anak usia sekolah. Sementara Harry berjuang menghadapi beban warisan keluarga yang tak pernah ia inginkan.
Ketika Bus Ksatria membelah kegelapan malam dan berhenti mendadak di hafapan Harry Potter, maka dimulailah tahun ajaran berikutnya di Hogwarts yang jauh dari biasa - biasa saja.
Banyak yang dialami Harry Potter pada libur musim panasnya kali ini, diantaranya: Ulang tahun paling payah, aneka peringatan menyeramkan dari peri - rumah bernama Dobby, dan kabur naik mobil terbang dari rumah keluarga Dursley bersama sahabatnya, Ron Weasley!
Ketika naik ke motor Hagrid dan melesat ke langit, meninggalkan Privet Drive untuk terakhir kali, Harry Potter tahu bahwa Lord Voldemort dan para Pelahap Maut tak jauh di belakangnya. Mantra pelindung yang selama ini menjaga Harry telah buyar, tapi dia tidak bisa terus menerus bersembunyi.
Delapan puluh tahun sudah Kahlen menjalani kehidupan sebagai peri laut. Tinggal dua puluh tahun lagi pengabdiannya kepada Samudra, sebelum ia bisa kembali menjadi manusia. Kahlen tak pernah melanggar aturan Samudra sampai ia bertemu Akinli, pemuda yang selama ini ada di impian Kahlen.
Hal misterius datang silih berganti, menuntun kami untuk bertemu Teteh di rumahnya. Dua tahun lebih menghadapi banyak kejanggalan yang mencekam dan menakutkan, menjadi fase hidup yang tidak akan pernah terlupakan.
Sungai itu indah. Penampilan yang menipu, karena sebenarnya, itu adalah tempat paling mematikan di seluruh penjuru kota. Airnya yang gelap dan dingin menyembunyikan apa yang ada di bawahnya.
Meski keajaiban medis mampu mengecilkan tumornya dan membuat Hazel bertahan hidup beberapa tahun lagi, Hazel Grace tetap putus asa. Hazel merasa tak ada gunanya lagi hidup di dunia. Namun, ketika masih mempertemukannya dengan Agustus Waters di Grup Pendukung Anak - anak Penderita Kanker, hidup Hazel berubah 180 derajat.
Ranah 3 Warna adalah hikayat tentang bagaimana impian tetap wajib dibela habis - habisan walau hidup digelung nestapa tak berkesudahan.