Ping merasa telah memiliki segala yang ia butuhkan. Dunianya damai di Pantai Batu Karas, rumahnya yang penuh alat musik di tepi Sungai Cijulang, seorang sahabat terbaik, serta kakek yang menyanginya. Namun, diam-diam ping menyimpan kegelisahan tentang masa depannya yang buram. Bakat musiknya yang istimewa tidak memiliki wadah, dan ia tidak berani bercita-cita.
Jakarta tidak lagi menjadi penjara. Di ibukota, Ping justru mulai mendapatkan gambaran tentang hidup yang ia inginkan. Ia memiliki sahabat-sahabat baru, impian baru, dan cinta yang baru. Namun, tantangan lebih besar turut menyingsing. Ajang Band Idola Indonesia menuntut Ping bekerja keras, termasuk menciptakan lagu. Band Rapijali yang menjadi sumber kebahagiannya ikut menerbitkan beragam konfliā¦
Delapan tahun lalu. Ping telah berhasil menjadi penyanyi terkenal yang merajai percaturan musik Indonesia. Pada puncak kariernya, bayangan kelam mengintai kesuksesan Ping dan menggerogotinya dari dalam. Di titik terendahnya, Ping Menemukan secercah kehidupan lama yang ia rindukan, termasuk kawan lamanya, Oding Namun, segala sesuatunya tidak lagi sama.