"Otak manusia pada awalnya sama seperti loteng kecil yang kosong, dan kau harus mengisinya dengan perabot yang sesuai dengan pilihanmu. Orang bodoh mengambil semua informasi yang ditemuinya, sehingga pengetahuan yang mungkin berguna beginya terjepit di tengah - tengah atau tercampur dengan hal - hal lain. Orang bijak sebaliknya. Dengan hati - hati ia memilih apa yang dimasukkannya ke dalam loteā¦
Malam ini, kamu dipaksa untuk menengok ke belakang sampai lehermu pegal. Kamu dipaksa untuk berkejar - kejaran dengan waktu untuk kembali memunguti potongan masa lalu. Beragam ekspresi wajah ayahmu seketika hadir membayang: bahagia, sedih, bangga, marah, murung, kecewa, dan aneka ekspresi lain yang kamu terlalu lugu untuk mendefinisikannya.
Buku ini adalah buku ke-7 dari serial aksi Tere Liye. Setelah: Negeri Para Bedebah, Negeri di Ujung Tanduk, Pulang, Pergi, Pulang-Pergi, dan Bedebah di Ujung Tanduk
Buku ini berkisah tentang seorang kakak yang mengorbankan apa pun agar adik - adiknya bisa terus sekolah dan sukses. Tentang rasa sabr dan penerimaan. Tentang keluarga yang penuh perjuangan. Tentang seorang kakak, yang dulu, sekarang, dan hingga kapan pun, dia adalah kakakku.