Text
Sang Penggesek Biola
Setelah kemunculannya membawakan lagu Indonesia Raya yang disebutnya sebagai lagu kebangsaan pada Kongres Pemuda Kedua tahun 1928, hidup Wage Rudolf Supratman berubah. Agen-agen PID (Dinas Intelijen Kepolisian Hindia Belanda) terus mengawasinya. Upaya Supratman menyebarkan lagu itu pun selalu membentur dinding, mulai dari menyebarkan partitur lagu itu lewat surat kabar Sin Po, hingga merekamnya dalam piringan hitam. Surat kabarnya disita dan piringan hitamnya dimusnahkan.
Di tengah gejolak politik, kisah cinta Supratman dengan Mujenah juga tak mulus. Ia akhirnya menemukan sosok pengganti bernama Salamah. Sayangnya, keluarga Supratman tak merestui. Kisah cinta keduanya begitu menghanyutkan dan mengharu biru di tengah kehidupan mereka yang serba pas-pasan.
Sementara itu, Pemerintah Hindia Belanda tak henti menyebar kabar bohong. Lagu Indonesia Raya disebut sebagai lagu jiplakan. Tak pelak lagi, Supratman diburu. Ia meninggalkan Batavia, tapi agen-agen PID itu selalu mengikuti ke mana pun ia bersembunyi!
B2201598 | 813 HER s | Perpustakaan SMP/SMA/K (800) | Tersedia |
Tidak tersedia versi lain